03 Juni 2016

Menikmati kedamaian di Bukit Jamur Bengkayang (part 2)

Seolah - olah tak puas dengan petualangan ku yang pertama menyambangi bukit Jamur ( xpdc bukit jamur part 1 ), saya kembali berpetualang ke bukit jamur Bengkayang. Saya lupa pada waktu kapan saya xpdc, yang saya ingat tahun 2015 , sedang musim salju di Eropa sana sedangkan di KalBar lagi musim durian. Sebenarnya xpdc kali ini hanya saya sendiri yang pergi, namun berhubungan ada teman kenalan dari facebook yang mempunyai hoby yang sama dengan saya, akhirnya perjalanan ini beranggotakan 2 orang yaitu saya dan seorang pria berinisial Arisma Wahyudi Sudaryanto. Panggil saja dia Aris, dia tinggal di Singkawang profesinya guru, dia adalah pahlawan tanpa basa basi, maksud saya pahlawan tanpa tanda pengenal, aduh salah lagi ... pahlawan tanpa tanda jasa maksud saya.




Karna saya tinggal di Pontianak sedangkan Aris tinggal di Singkawang yang berjarak sekitar 150km tak mungkin bagi kami berangkat bareng, kami pun sepakat untuk bertemu di Bengkayang. Sekitar jam 05.00 am saya berangkat menuju Bengkayang. Jarak halte bis dari rumah saya sekitar 1,5 km dan harus saya tempuh dengan berjalan kaki (lumayan pagi pagi udah olah raga).
Sesampainya di halte bis saya menunggu kira-kira 30menit barulah saya mendapat bis jurusan Bengkayang.

Singkat cerita saya pun tiba di Bengkayang, baru saja sampai di terminal Bengkayang Aris sudah menyambutku dengan karpet merah dan dengan muka yang merah pula, mungkin dia grogi baru pertama kali berjumpa orang setampan saya hehehe kiding aja bro. Maksud hati sih pingin ngopi dulu di warkop, cari - cari warkop eh nyasar ke kios handphone. Isi pulsa ah... sambil tanya - tanya orang sini jalur populer ke bukit jamur dari mana. Pemilik kios langsung menunjukkan arah menuju bukit ke arah Belangko (nama desa) dengan jarinya. Kami berdua pun langsung menuju arah yang di tunjuk pemilik kios tadi dengan berjalan kaki (jadi lupa mau ngopi)




Setelah berjalan kira - kira 15 menit kami singgah di warung untuk membeli bekal. Kebetulan pemilik warung beragama Kristen dan pada saat itu sedang musim Natalan jadi pemilik warung menawarkan kami untuk natalan ke rumahnya (wah pas banget nih)
Ketika pemilik warung sedang meracik minuman di dapur, ini lah saat yang tepat (sikat men) kue lapis, kue kering , nastar , dodol , kacang , emping saya sikat tanpa ampun, lumayan untuk menambah kalori. Ketika pemilik warung datang menyajikan minuman, mulut ini masih penuh dengan makanan yang tersangkut di tenggorokan, jadi langsung aja saya pancong tu minuman
(malu - maluin gue aja lu Ris) hehehe ... damai Ris.

Setelah perut kenyang dan silahturahmi dirasa cukup kami pun pamit hendak menuju bukit jamur. Kurang lebih 1jam berjalan kaki akhirnya sampai juga di pos terakhir menuju bukit. disini banyak sekali jasa tourguide mulai dari bocah ingusan sampai orang tua siap sedia menemani langkah kita. berhubungan kami lagi kere dan kurang seru naik bukit pakai tourguide maka kami putuskan untuk tidak menggunakan jasa tourguide. Walaupun kami belum pernah melewati jalur Belangko tapi dengan insting dan semangat akhirnya tepat jam 12.05 kami pun sampai juga di bukit jamur. Huuuuwiiihhhh ....
catatan : pengunjung biasanya mendaki menjelang sore atau malam, karna waktu kami mepet jadi siang bolong pun kami hajar. maka tak heran nafas tersengal - sengal , keringat mengucur deras , kalori berkurang banyak sehingga membuat perut kami demo. saatnya makan ni ...

Waktu hendak memasak makan siang tiba - tiba cuaca berubah gelap, terdengar pula guruh petir dari kejauhan. sempat kalang kabut antara membuat tenda darurat dan memasak makanan. Yang bisa kami masak saat kalang kabut begini ya mi instan, setelah mi instan masak , eh cuaca cerah kembali. kebayang gak tu keselnya. Ah ... yang penting makan saat ini, sikat men . hantap Ris .





Setelah makan kami pindah lokasi ke sisi yang lebih tinggi dari bukit jamur ini. Di puncak yang lebih tinggi ini pula kami bersantai di atas batu yang berpayungkan pohon Paluntan yang rimbun (Pohon paluntan adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan). Udaranya sob, buehhh ... segerrrrrr dan sejukkkkkk. Belum lagi pemandangan yang terpampang nyata tepat di hadapan kami, sangat very mery indahnya. Disini saya dapat melihat lahan COC yang belum digarap oleh Baba king and the Clan. Rasa lelah yang sempat merasuki jiwa perlahan - lahan mulai punah dan berganti rasa damai dan tentram.


Lahan CoC

Saat yang bahagia ini kujadikan waktunya Tuhan , Puji syukur ku naikkan pada sang Kuasa atas karyaNYA yang asri ini. Aku hendak bermazmur bagiNYA 
JalanMU tak terselami oleh setiap hati kami , namun satu hal ku percaya ada rencana yang indah
Tiada terduga kasihMU , Heran dan besar bagiku , arti kehadiran MU slalu nyata di dalam hidupku
PenyertaanMU sempurna rancanganMU penuh damai , aman dan sejahtera walau ditengah badai
Inginku selalu bersama rasakan keindahan arti kehadiranMU Tuhan


Saat itu kami terlelap oleh dongeng semilir angin yang bercerita indahnya negeri hijau. Entah berapa lama kami terbuai mendengarkan dongeng dari semilir angin yang berhembus.
Tak sadar ketika bangun sudah sore, pengunjung bukit jamur pun sudah mulai berdatangan. Ada yang memasang tenda dan lain sebagainya. wah kami harus segera mendirikan tenda juga kalau kaya begini ceritanya. Kami cari tiga batang kayu, ya cukup tiga aja ... ujung ketiga batang tadi saya ikat dan pelintir dan tancapkan ke tanah, selesai deh rangkanya. Dinding sekaligus atapnya saya pasang terpal dan alas nya saya beri rumput ilalang kering dan daun pisang, selesai deh tenda kami. si Aris bawa slepingbag agar alas tidur kami bertambah empuk (flash next --> di tengah malam Aris tak sengaja Ane senggol sehingga tu slepingbag ane yang pakai, sementara Aris melorot dan menggelinding kebawah, hahahha).
Sementara pengunjung lain masih sibuk dengan tendanya yang bermerk Eiger , Rei & bla ... bla ... bla ... kami sudah menikmati tenda kamuflase yang kami buat.


Tenda Kamuflase
Tenda tampak dari kejauhan

Maka tak heran , ketika pengunjung sedang sibuk memasang tenda , kami bebas berfoto ria di bukit ini. Menikmati bukit jamur saat sore hari sungguh mengesankan. Kita bisa menikmati sinar jingga matahari , mendengar riuh burung yang kembali ke sarangnya dan udara yang kian sejuk. Secangkir kopi sambil menikmati panorama sungguh momen yang di impikan setiap saat.
Sobat gak percaya ... ? fokuskan pandanganmu dan sendengkan telingamu untuk melihat video di bawah ini :




Namun sayang masih saja ku lihat sampah bertebaran di area bukit jamur ini. Hemmm ... apa yang bisa ku katakan saat ini selain bertindak. sebelum gelap kami sempatkan mengumpulkan sampah yang rencananya akan kami bakar dan sebagian kami bawa turun untuk membuangnya di TPS.
Selesai membersihkan area bukit jamur, hari semakin gelap dan kami mulai melakukan aktivitas masak memasak. Ris , sudah saatnya tu sarden kita olah untuk makan malam. Siap bos jawab Aris. Karna air minum kami sekarat maka kami memutuskan menggunakan air yang telah tersedia di bukit jamur ini.
Fasilitas di bukit jamur ini lumayan lah, ada sumber air dari pegunungan yang di alirkan ke bukit jamur, ada Wc dan ada beberapa warung yang menjual kebutuhan perut.




Sang fajar kini sudah habis masa sift nya dan berganti sift dengan nona rembulan serta pengawalnya yang berkedip - kedip menghiasi cakrawala. Selesai menyantap makan malam, kami bergentayangan sebentar mengunjungi pengunjung lain dibawah sana untuk sekedar bertegur sapa. Setelah itu kami kembali ke tenda kami hendak tidur agar esok kembali fit. Aris sudah tidur sementara saya masih terjaga menikmati jutaan bintang yang merayu Rembulan. Kunang - kunang yang terbang rendah melengkapi aktivitas Nocturnal.
Saya dengan sejumlah pergumulan dan sejuta harapan terus menikmati indahnya malam. Semoga saja tidak hujan malam ini, Tuhan malam ini kuserahkan istirahat malam hamba ke tanganMU, Lindungilah saya , Aris dan teman yang di bawah sana. Biarkan suara jangkrik ini terus bersahut - sahutan karna tak setiap hari saya menikmatinya, biarkan suara burung hantu yang ada di seberang sana tetap berkicau , Biarkan hamba menimati malam ini , biarkan malam ini ....... ZZZZZZZZZZ ....







Selamat pagi Tuhan , selamat pagi alam , selamat pagi Ris ... bangun ... bangun ... sudah pagi. udara yang sejuk dan segar pagi ini membuat bugar raga yang sempat letih. kami nikmati kembali pesona bukit jamur sebagai sarapan sanubari. Singkat cerita setelah puas menikmati kedamaian bukit jamur, kami pun pulang. Jalur pulang yang kami lalui adalah jalur tiga desa. 2 jam 30 menit berjalan kami pun sampai di terminal dan inilah pertanda perpisahan saya dan Aris. Saya pulang ke Pontianak dan Aris ke Singkawang. Suatu saat nanti kami akan bertemu kembali dan berpetualang kembali untuk meng-ekplore Alam titipan Tuhan.
Ris ... Didik lah tunas bangsa dengan segenap kemampuanmu , ajarkan mereka tentang melestarikan alam, ceritakan pada mereka tentang indahnya negeri hijau , Sampai jumpa bro.
Dan kami pun berpisah di terminal Bengkayang hendak pulang ke rumah masing - masing.

Berikut video dokumentasi petualangan kami di Bukit Jamur :





Selesai

Salam Lestari

Salam Backpacker Survival



0 komentar

Posting Komentar